Owaranai Suffering (Chapter 1) A GureShin Fanfiction



Sejak zaman dahulu, kekuatan besar yang mengendalikan seluruh negeri terbagi menjadi dua. Mikado no Oni dan Sekte Hyakuya, keduanya saling beradu kekuatan menunjukkan siapa yang terkuat untuk dapat menjadi yang teratas dalam menguasai seluruh negeri, khususnya Jepang.

Karena keegoisan dari kedua belah pihak itulah pertempuran tak dapat dielakan. Di sisi Mikado no Oni ada pasukan Hiiragi dengan kekuatan militernya yang sangat canggih sekaligus menakutkan. Tidak ada yang berani menentang keluarga Hiiragi selama persiapan mereka belum sempurna seluruhnya, bahkan klan lain enggan berurusan dengan klan Hiiragi kecuali musuh bebuyutannya tersebut.

Di sisi lain, Sekte Hyakuya telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan sains yang tak kalah mengerikan. Mereka bahkan tak segan-segan menentang dunia untuk menciptakan senjata paling mematikan. Sebuah virus yang dapat memusnahkan jutaan jiwa manusia telah dibiakkan melalui percobaan terlarang. Jika virus tersebut sudah menyebar di udara, ribuan manusia bahkan bisa mati dalam sekejap.

Virus Vampir, begitulah Sekte Hyakuya memberikan nama pada hasil percobaannya.

Bukan karena virus ini berasal dari vampir atau hal mistis lain yang sejenisnya, tetapi berdasarkan namanya, orang yang terjangkit oleh virus ini akan terbakar menjadi abu dalam sekejap apabila ia terkena sinar matahari secara langsung. Sementara itu, orang yang menjadi inang dari virus Vampir hanya bisa bertahan paling lama 100 hari setelah terkena sinar matahari, sampai virus-virus tersebut menggerogoti seluruh tubuh inang dan akhirnya Virus Vampir menyebar ke udara melalui darah yang diledakkan.

Virus ini disembunyikan keberadaannya dari masyarakat luas, baik Sekte Hyakuya maupun keluarga Hiiragi sama-sama
menutup mulut untuk berbicara perihal senjata paling mematikan ini, hanya orang-orang tertentu yang mengetahui eksistensi virus tersebut.

Akibat dari pertempuran antara Mikado no Oni dengan Sekte Hyakuya, banyak korban yang berjatuhan baik prajurit maupun masyarakat sipil. Dunia saat itu tengah dilanda kegelapan yang menyedihkan.

Sampai suatu ketika, pasukan kerajaan Hiiragi berhasil merebut ‘satu-satunya’ senjata mematikan milik Sekte Hyakuya. Ya, mereka berhasil mengambil subjek percobaan yang sangat berharga, inang dari Virus Vampir, ditambah lagi ilmuwan yang ikut andil dalam penyempurnaan Virus Vampir tiba-tiba menghilang. Untuk sementara waktu, Sekte Hyakuya mengakui kekalahannya atas Mikado no Oni.

Dalam perjalanannya, klan Hiiragi berhasil mengembangkan percobaan virus terlarang itu hingga akhirnya lahirlah seorang anak cerdas dengan Virus Vampir yang mengalir dalam darahnya. Bukan hanya tubuhnya yang merupakan senjata rahasia kerajaan Mikado no Oni, tetapi ia juga menjadi senjata andalan Hiiragi dalam bertempur secara langsung, karena sejak kecil bocah tersebut sudah diajari untuk menggunakan berbagai senjata berbahaya untuk membunuh musuh-musuh klan yang memberontak.

Hiiragi Shinya.

Di balik wajah polos layaknya malaikat, ia merupakan bocah yang menyimpan segudang teror.

Di sisi lain, ada pihak yang merasa jika percobaan yang dilakukan klan Hiiragi telah melanggar hukum alam, dan harus dihentikan. Dia adalah Ichinose Sakae, sang ketua klan Ichinose, klan yang selama bertahun-tahun mengabdikan kesetiaannya pada keluarga bangsawan Hiiragi.

Melalui pemikiran yang panjang, Ichinose Sakae berniat untuk membujuk agar Hiiragi Tenri, sang ketua klan Hiiragi mau menghentikan percobaan terhadap Virus Vampir. Kalau perundingan itu tidak berhasil, maka terpaksa Ichinose harus menculik Hiiragi Shinya dan mengorbankan seluruh keluarganya, termasuk Ichinose Guren, putera kebanggaan Sakae yang akan menjadi penerus klan.

Tetapi sebelum perundingan itu terlaksana, Hiiragi Tenri sudah mengetahui rencana kudeta klan Ichinose. Ia kemudian langsung mengutus Hiiragi Shinya untuk membunuh Ichinose Sakae secara tersembunyi. Namun karena kecerobohan Hiiragi itulah beberapa kejanggalan terjadi, Shinya dan Ichinose Sakae menghilang tanpa jejak. Pada akhirnya, karena pembantaian yang dilakukan Shinya dan menghilangnya ayah Guren, maka keluarga Ichinose pun memberontak, mereka kemudian memutuskan untuk memisahkan diri dari Mikado no Oni dan mendirikan kerajaannya sendiri, yaitu Mikado no Tsuki.

Musuh dari Mikado no Oni bertambah satu lagi, tetapi untuk alasan keamanan masyarakat sipil, baik Mikado no Oni, Mikado no Tsuki, maupun Sekte Hyakuya akhirnya melakukan gencatan senjata atas perundingan dari masing-masing penasihat kerajaan, dengan kesepakatan mereka tidak akan mengungkit masalah Virus Vampir lagi dan tidak memulai perkara yang dapat memicu peperangan pada masing-masing pihak. Ketiga kekuatan itu pun berdamai untuk sementara waktu. Hanya sementara waktu karena pada kenyataannya, Mikado no Oni dan Sekte Hyakuya tetap melakukan percobaan untuk menciptakan senjata paling mematikan di dunia tersebut.




.
.
.
.
Owaranai Suffering
(Chapter 1, End of Peace)

Karakter OnS milik Kagami Takaya
Cerita milik NysAeri

Shounen-Ai, Drama, Action, Sci-Fi (maybe)

Warning:
Cerita murni dari imajinasi saya dengan beberapa hasil imitasi dan EYD sebisanya, romansa Boys Love dengan bumbu straight di dalamnya, Ke-OOC-an mungkin dialami oleh para karakter (saya sudah peringatkan loh yaa).
.
.
.
.




5 tahun kemudian......

Semenjak kejadian di taman dan pemberontakan yang dilakukan keluarga Ichinose, Guren tidak lagi dapat melihat Mahiru dan ayahnya. Secara beruntun, ia kehilangan dua orang yang amat disayanginya, alasannya untuk hidup di dunia ini telah direnggut paksa hanya dalam satu malam. Guren sempat mengalami trauma pada saat itu, apalagi saat klan Hiiragi melakukan pembantaian terhadap puluhan prajurit Ichinose yang menjaga ayahnya dalam pertemuan dengan ketua klan Hiiragi Tenri. Secara diam-diam, Guren menaruh dendam kebencian kepada klan Hiiragi dan orang yang telah menghilangkan ayahnya.

Kini keluarga Ichinose tidak lagi menjadi prajurit setia yang melayani klan Hiiragi, mereka telah memiliki kerajaan kecil milik klannya sendiri, yaitu Mikado no Tsuki. Untuk sementara waktu, Jepang bisa merasakan kedamaian karena dari masing-masing pihak kerajaan tidak ada yang mengangkat senjata mereka untuk memulai peperangan.

.
.
.

Pengangkatan Guren sebagai ketua klan Ichinose sekaligus pemimpin pasukan Mikado no Tsuki baru saja dilaksanakan beberapa jam yang lalu. Di usianya yang baru menginjak 18 tahun, Guren sudah dibebankan oleh tumpukan tugas yang menantinya demi masa depan kerajaan Mikado no Tsuki. Para tetua klan yang setia menjadi pengikut Ichinose mempercayakan Guren sebagai tonggak utama kerajaan. Bukan tanpa alasan, semenjak kepergian ayahnya, Guren berlatih dengan keras untuk membangun kekuatannya sendiri. Ia sempat mengalami trauma yang membuatnya menjadi pemurung dan penyendiri, tetapi itu tidak berlangsung lama, karena sekarang Guren telah tumbuh menjadi remaja yang tangguh dan tak takut pada kekalahan apa pun, ia pun mendapat kepercayaan untuk mengemban tugas berat sebagai pemimpin klan sekaligus kerajaan.

.
.

Kini Guren bersama kedua pelayan setianya, Hanayori Sayuri dan Yukimi Shigure baru saja tiba di salah satu apartemen kediaman Ichinose. Guren langsung merebahkan tubuhnya pada sofa yang ada di ruang tamu itu, kegiatan hari ini benar-benar menguras waktu dan energinya.

“Guren-sama pasti kelelahan dengan jadwal hari ini, saya akan menyiapkan air hangat untuk anda mandi, Guren-sama.”

“Saya juga akan memasak untuk Guren-sama. Aah, karena ini hari spesial, adakah sesuatu yang sangat ingin anda makan, Guren-sama? Dengan senang hati saya akan memasakannya untuk anda.”

Seperti biasanya, Sayuri dan Shigure berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dari tuan kesayangan mereka.

Guren menanggapi antusiasme dari Sayuri dan Shigure dengan senyuman kecil. Sempat hinggap di pikirannya, sampai kapan kedua pelayannya ini memanjakannya dengan kepatuhan dan kesetiaan mereka? Rasanya sudah lama sekali Shigure dan Sayuri melakukan pekerjaan mereka sebagai pelayan sekaligus teman terdekat Guren, bahkan sejak pertama kali mereka mulai saling mengenal. Dan hingga kini, sikap mereka terhadap Guren tidak pernah berubah.

“Ahh... bagaimana kalau kari?”

“Eeh, kari lagi? Bukannya kemarin anda sudah makan kari, Guren-sama?”

“Tapi hari ini aku ingin makan kari lagi”

“Eeh, baiklah.”

Eto, Guren-sama, selagi menunggu air yang saya panaskan dan masakan Sayuri, bagaimana kalau anda menonton tv dahulu?”

“Baiklah.”

Dengan begitu, Shigure menyalakan televisi yang ada di ruang tamu tersebut dan memilihkan kanal berita yang diminta Guren.

‘Pemirsa, peristiwa aneh baru saja terjadi di stasiun kereta Shinjuku pagi ini. Seorang pria dewasa tiba-tiba saja menjerit kesakitan akibat api yang muncul di sekujur tubuhnya secara cepat dan membakar pria tersebut hingga menjadi abu.

Berdasarkan laporan saksi mata dan rekaman CCTV setempat, korban diketahui baru saja keluar dari salah satu gerbong kereta. Menurut saksi mata, Ketika baru berjalan beberapa langkah, korban kemudian menjerit sambil memegangi salah satu tangannya. Api tiba-tiba saja muncul dari tangan korban dan seketika itu juga membakar sekujur tubuh korban hingga menjadi abu. Kepolisian Shinjuku segera mengambil tindakan penyelidikan terkait peristiwa aneh tersebut. Sampai saat ini....’

“Ya ampun, Jepang semakin aneh saja, ya? Padahal musim panas baru saja berakhir, tapi ada kejadian seperti itu.” Dari arah dapur Sayuri menyahuti siaran berita yang ditayangkan pada saat itu.

“Memangnya, apakah Jepang sepanas itu ya, sampai-sampai ada orang yang terbakar tiba-tiba?” Shigure menimpali.

“Hehehe aku tidak tahu juga sih.”

Guren tak menghiraukan percakapan dari kedua pelayannya tersebut, ia lebih tertarik pada siaran televisi yang sedang menayangkan rekaman CCTV. Ada kejadian janggal yang tidak mendapat perhatian dari si penyiar berita.

“Shigure, bisa tolong putar ulang siaran saat rekaman CCTV itu ditampilkan?”

“H-hai.”

“Gotcha!”

Di dalam rekaman itu, sebelum sang pria tadi terbakar, seseorang dengan pakaian tertutup lewat secara terburu-buru di tengah kerumunan orang yang berlalu-lalang, kemudian dua pria berpenampilan serba hitam seperti mengikuti seseorang tersebut dari belakang. Mungkin itu suatu kebetulan, tetapi kehadirannya sangat mencurigakan. Lalu, saat Guren memperhatikan tangan si korban yang mengeluarkan api, di sana terdapat bercak seperti darah kering yang menempel di salah satu telapak tangan si korban sebelum akhirnya dia menjerit kesakitan dan terbakar.

Guren ingat ayahnya pernah bercerita tentang senjata rahasia yang diciptakan Sekte Hyakuya untuk mengalahkan pasukan kerajaan Mikado no Oni, senjata itu dapat membakar musuh menjadi abu dalam sekejap. Tetapi Guren tidak tahu wujud dari senjata mematikan tersebut.

“Shigure, apakah tidak ada pergerakan yang mencurigakan dari Sekte Hyakuya dan Mikado no Oni belakangan ini?”

“E-eh? Dari informasi yang saya ketahui, sejauh ini tidak ada, Guren-sama. Baik Sekte Hyakuya maupun Mikado no Oni tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan.”

“Kalau boleh tahu, kenapa anda tiba-tiba membahas dua kerajaan itu, Guren-sama?” Sayuri yang penasaran, ikut bergabung dalam percakapan Guren dan Shigure.

“Aku hanya merasa janggal dengan berita yang ada di televisi itu.”

“Tapi itu bisa saja suatu kebetulan kan, Guren-sama?”

Araa, mungkin Guren-sama hanya terlalu khawatir dan kelelahan karena telah berjuang keras hari ini. Bagaimana kalau anda menyegarkan tubuh dengan mandi terlebih dahulu? Air yang dipanaskan Yuki-chan mungkin sudah siap.”

Guren menatap kedua pelayannya secara bergantian. Mungkin saja ini memang sebuah kebetulan yang tidak ada hubungannya dengan dua kerajaan besar itu, mungkin saja ini hanya perasaan kelewat was-was darinya karena ia baru saja diangkat menjadi pemimpin kerajaan. Tetapi kemungkinan itu tidak terbatas, kan? Mungkin juga salah satu dari dua kerajaan tersebut sedang merencanakan sesuatu yang mengerikan di masa depan? Siapa yang tahu.

Guren kemudian bangkit dari sofa menuju kamar mandi untuk membasuh diri. Mungkin benar apa yang dikatakan Sayuri, tubuhnya kelelahan karena aktivitas yang dilakukannya hari ini, jadi ia memilih untuk menenangkan diri dalam bath-tub.

“Aku akan makan setelah mandi. Selesai makan tolong siapkan panggilan untuk bagian informasi, aku ingin memastikan sesuatu.”

“Kami mengerti, tuan.”


.
\(O3O)/
.


Setelah mandi dan makan malam yang singkat, Guren meminta Shigure menyiapkan telepon untuk memanggil bagian informasi. Ia menyamankan diri di pinggiran kasur kamarnya.

Beberapa detik setelah sambungan terhubung, Guren langsung disambut dengan seruan syukur kepala bagian informasi.

Syukurlah Guren-sama menghubungi bagian informasi saat ini, kami baru saja akan menghubungi anda, tuan.”

“Ya, aku mau minta informasi terkait kerajaan tetangga. Apakah ada pergerakan mencurigakan dari Mikado no Oni dan Sekte Hyakuya?”

Kebetulan sekali, Guren-sama. Apakah anda sudah mendengar berita tentang orang yang terbakar secara misterius di stasiun Shinjuku?

“Ya.”

Terkait berita itu, kami baru saja mendapat informasi kalau beberapa orang dari Mikado No Oni datang ke TKP dan menyelidiki sesuatu. Guren-sama, mungkin ini hanya kecemasanku saja, tapi apakah kejadian misterius itu ada hubungannya dengan Klan Hiiragi?

“Itu juga yang membuatku curiga. Lalu, bagaimana dengan Sekte Hyakuya?”

!!

“Apakah mereka juga sedang menyelidiki TKP?”

Uh, anda tahu sendiri jika Sekte Hyakuya itu pandai dalam berkamuflase, tuan. Kami belum mendapat informasi lebih lanjut. Tapi...

“Tapi?”

Kami mendapat informasi lain mengenai Sekte Hyakuya, dan ini ada hubungannya dengan kasus menghilangnya Ichinose Sakae-sama...

“Ayah... informasi apa yang kalian dapat?”

Kami mendapat rekaman video kemunculan Ichinose-sama di kediaman Sekte Hyakuya. Saya akan segera mengirim videonya pada anda.

Sedetik kemudian, dua video masuk ke dalam perangkatnya. Guren langsung memutar video tersebut pada layar monitor yang tersedia di kamarnya. Video itu masing-masing berdurasi singkat, tidak mencapai 10 detik.

Benar saja, orang yang ada dalam video tersebut tak diragukan lagi adalah Ichinose Sakae, ayah Guren sekaligus pemimpin Klan Ichinose yang menghilang 5 tahun lalu. Orang yang amat Guren rindukan.

Video pertama menampilkan Ichinose Sakae sedang berlari di koridor kediaman Sekte Hyakuya, di belakangnya ada beberapa pasukan yang mengejar ayahnya. Sakae berlari dengan kaki seperti pincang, dan tampak lebih lemah daripada Sakae yang Guren temui terakhir kali. Tubuhnya agak kurus dengan pakaian lusuh dan rambut yang mulai panjang. Tampak berbeda sekali dengan Ichinose Sakae yang Guren kenal.

Pada video kedua, Guren langsung dikejutkan dengan suara tembakan pada detik pertama. Seseorang menembak ayahnya dari belakang. Ichinose Sakae seperti sedang melindungi sesuatu tetapi itu tidak terlihat dalam video. Lalu tiba-tiba suara tembakan terdengar lagi dan kali ini lebih banyak. Tembakan-tembakan itu mengenai para prajurit yang mengejar ayahnya. Hal yang selanjutnya Guren lihat adalah mayat ayahnya yang terbaring di atas lantai dengan darah yang membasahi lantai dan pakaiannya.

Guren tak kuasa menahan tangisnya, air matanya keluar begitu saja saat melihat ayahnya yang menderita di luar sana. Ayah yang sangat dirindukannya, yang selalu mengkhawatirkan dan memanjakannya, yang selalu melihatnya dengan senyuman hangat, yang selalu membimbingnya dalam berlatih, ayah yang sangat Guren sayangi. Ketika Guren berhasil melihatnya setelah menanti selama lima tahun, yang ia saksikan adalah kejadian saat ayahnya menghembuskan napas terakhirnya, itu pun hanya melalui video amatir yang sangat singkat.

Guren menangis dalam diam.

Moshi-moshi... Guren-sama? Saya tahu ini pasti berat untuk anda, tapi saya turut berduka atas kematian Ichinose sakae-sama.

“Tolong jelaskan perinciannya, dari mana bagian informasi bisa mendapatkan video ini?”

Kami tiba-tiba saja menerima video tersebut dari pengirim yang tidak dikenal. Pihak kami berusaha melacak identitasnya tapi kami tidak mendapat hasil apa pun. Sepertinya pengirim adalah orang yang handal dalam menyembunyikan identitas.”

“Pihak yang pandai berkamuflase, ya? Jika pun ada orang yang berkhianat pada Sekte Hyakuya, apa alasannya? Tapi kalau itu dari klan Hiiragi mungkin saja... Lalu informasi apa yang didapat?”

Video tersebut direkam sekitar dua minggu yang lalu, dan kami baru mendapatkannya tadi, Guren-sama. Ada kemungkinan, keluarga Hiiragi dan Sekte Hyakuya belum mengetahui perihal video ini, tuan. Tapi siapa yang tahu?”

“.........”

“....Hanya itu informasi yang kami dapat untuk saat ini, kami siap menerima intruksi selanjutnya dari anda, Guren-sama.

“Segera buat undangan pertemuan dengan perwakilan dari Sekte Hyakuya dan Mikado no Oni besok!”

Dimengerti.”

Sambungan telepon pun terputus. Guren menghapus sisa air matanya yang hampir mengering, ia merenung.

Setelah lima tahun berlalu dan tepat pada hari pengangkatannya sebagai ketua klan Ichinose, mengapa baru tersiar kabar sepenting ini? Mengapa waktunya bisa tepat sekali? Apakah itu artinya, kedamaian yang dirasakan penduduk Jepang dalam lima tahun ini akan berakhir mulai dari sekarang?

Guren pikir, esensi sesungguhnya dari sebuah kedamaian hanya omong kosong belaka. Pada akhirnya, hanya pertarungan dan persainganlah yang membuat seseorang merasa hidup. Tidak ada yang namanya perdamaian abadi. Selama manusia hidup, maka manusia akan terus menyakiti manusia lainnya dan harus merasakan penderitaan yang tiada akhir. Guren membenci kehidupan yang dijalaninya.

Pertanyaannya adalah, mengapa harus menunggu selama lima tahun hingga ia menjadi pemimpin klan untuk dapat memulai kembali peperangan yang sudah pasti akan menghancurkan Jepang untuk kedua kalinya?

Undangan perang, ya?

.
\(O3O)/
.


Keesokan harinya...

Di sebuah tempat di Distrik Shibuya, telah diadakan pertemuan penting dari tiga kerajaan besar yang mempunyai pengaruh di Jepang. Pengawalan ketat dari ketiga kerajaan dikerahkan untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti halnya tragedi menghilangnya Ichinose Sakae yang terjadi lima tahun silam.

Tiga orang penting tengah berkumpul dalam satu meja untuk membicarakan perihal kejadian yang menimpa ketua Klan Ichinose yang sebelumnya, tak lain adalah ayah Guren, Ichinose Sakae. Ketiga orang tersebut adalah Guren, ketua klan sekaligus pemimpin Kerajaan Mikado no Tsuki yang baru dilantik kemarin, dia juga yang mengundang dua orang ini untuk datang. Lalu ada Saito, seorang pria dewasa dengan pakaian serba hitam dan rambut klimis. Dia merupakan pemimpin Sekte Hyakuya yang sudah berkuasa sejak Mikado no Tsuki belum terbentuk. Dan orang penting lainnya adalah Hiiragi Kureto, pemuda berusia 20 tahunan dengan alis mata yang nyentrik ini merupakan perwakilan dari Mikado no Oni. Ia adalah putera tertua dari Hiiragi Tenri sekaligus orang kepercayaannya. Kemungkinan, Hiiragi Kureto adalah orang yang akan memimpin Mikado no Oni selanjutnya.

Wajah serius tercetak pada masing-masing orang yang duduk di kursi dalam satu meja itu, kecuali Saito, dia adalah tipe yang selalu easy going dalam keadaan apa pun, bisa dibilang dia itu orang yang menyebalkan dengan senyuman pokernya. Namun begitu, tensi rivalitas yang ada pada ketiganya tidak berkurang sama sekali.

Maa maa, kenapa tegang sekali sih suasananya? Padahal saya kira akan mendapat hiburan di sini. Omong-omong, selamat atas pengangkatan anda sebagai ketua klan sekaligus pemimpin Mikado no Tsuki yang baru, Ichinose Guren-chan, atau mungkin lebih tepatnya yang mulia Ichinose Guren-sama.” Saito memasang senyum poker andalannya.

Guren mendesis, “Berhentilah mengoceh, Sekte Hyakuya. Aku mengundang kalian ke sini untuk membicarakan kebusukanmu, sialan.”

“Eeeh bahasa anda terlalu kasar sebagai orang yang baru saja diangkat menjadi raja, apalagi anda sedang berbicara dengan seseorang yang penting seperti saya.”

“Ichinose itu benar, Saito. Kau terlalu banyak omong.”

“Eeh... anak muda sekarang memang tidak mengerti sopan santun, ya?”

“Jadi apa yang ingin kau bicarakan, Ichinose? Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan keluhan yang tidak penting.” Ujar Kureto dengan nada malas.

“Baiklah, aku juga tidak mau berbasa-basi di sini....”

“.......”

“....Ini menyangkut hilangnya ayahku lima tahun yang lalu. Selama ini Mikado no Tsuki terus mencari keberadaannya, aku juga masih menyalahkan Hiiragi yang harusnya bertanggung jawab atas kejadian ini.”

“Ceh.”

“Kemarin bagian informasi Mikado no Tsuki mendapatkan kiriman berupa video ayahku yang ditembak mati oleh pasukan Sekte Hyakuya. Sekarang aku meminta pengakuan dari kalian orang-orang Hyakuya dan Hiiragi, apa yang terjadi selama ayahku masih hidup dan apa yang kalian rencanakan? Apakah di antara kalian ada yang hendak mengibarkan bendera perang lagi?”

“Aha, apa Guren-sama berganti menyalahkan Sekte Hyakuya atas kematian Ichinose Sakae?”

“Aku punya bukti.”

Guren kemudian memutar video yang diterimanya semalam. Samar-samar, pemuda Ichinose itu sempat melihat keterkejutan di wajah Kureto saat ia menyaksikan video yang diputarnya. Sedangkan reaksi yang ditampilkan Saito hanya tawa keras yang membuat Guren geram.

“Ahahaha, anda dengan percaya diri menggunakan video amatir yang bahkan durasinya kurang dari 10 detik untuk menyerang saya? Ya ampun... Lagipula, lihatlah baik-baik nak, apa benar orang yang ada dalam video itu adalah Ichinose Sakae? Lihatlah tubuhnya yang kurus, dan penampilannya yang berantakan, apa itu benar Sakae yang saya kenal? Juga, sejak kapan kaki sang pemimpin Ichinose itu pincang? Hahahah-”

“BERANINYA KAU MENGHINA AYAHKU, HYAKUYA SIALAN!!”

Guren menarik kerah pakaian Saito dan hendak memberinya pukulan di wajah. Tetapi hal itu segera dicegah oleh Kureto. Pemuda bermarga Hiiragi yang sejak tadi terdiam itu akhirnya angkat suara.

“Tenanglah kalian berdua. Aku juga baru mengetahui kejadian ini sekarang. Yang terpenting, apa pembelaan Sekte Hyakuya atas video ini?”

Dengan senyuman yang penuh akan rahasia, Saito menjawab.

“Saya tidak akan mengakui seratus persen kalau itu bukan Ichinose Sakae. Tapi apa-apaan ini? Kalian berdua memojokan saya seolah-olah Sekte Hyakuya yang sepenuhnya bersalah di sini. Ingatlah nak Guren, pihak siapa yang dulu mengkhianati ayahmu? Jika pun orang di dalam video adalah benar Sakae... apa mungkin pihak Hiiragi yang telah membuat kakinya pincang? Seekor anak harimau peliharaan Hiiragi yang lucu telah menggigitnya, mungkin? Hahaha.”

“Saito...”

“Pokoknya kalau kalian menganggap ini undangan perang dari Hyakuya, maka Hyakuya pun juga menganggapnya begitu. Jadi jangan salahkan saya jika suatu hari pasukan Hyakuya melancarkan serangan dadakan untuk kalian, karena kalian yang menginginkannya begitu....”

“.........”

“.........”

“....Nah, apa pembicaraan ini telah selesai? Kalau begitu saya permisi. Terima kasih atas jamuannya, selamat siang tuan-tuan. Hehehe.”

Tidak ada yang mencegah kepergian Saito setelahnya. Baik Guren maupun Kureto sama-sama terdiam dalam pemikirannya masing-masing. Guren dengan masalah ayahnya dan Kureto yang masih penasaran akan kejadian yang ada dalam video.

“..........”

“Lalu, apa yang akan Hiiragi lakukan jika Hyakuya benar-benar akan menyerang?”

“Heh, kau menganggap serius omong kosongnya? Lucu sekali. Dari pada itu, aku ingin kau mengirimkan video itu juga padaku.”

“Apa-apaan itu, kau menyuruhku? Maaf tapi aku bukan bawahan Hiiragi lagi. Lagipula, kenapa kau tiba-tiba lebih tertarik pada video ini? Mungkinkah Hiiragi dan Hyakuya berkomplot?”

“Hahaha, yang benar saja.”

Guren memandang Kureto, mempelajarinya. Guren tahu betul kalau orang ini adalah kakak dari Mahiru, ia pernah bertemu beberapa kali dengannya di masa lalu. Berdasarkan informasi yang Guren dapat, Kureto adalah salah satu jenius di keluarga Hiiragi, selain Mahiru tentunya. Ia sangat patuh kepada ayahnya bahkan bisa dibilang menjadi tangan kanan Hiiragi Tenri, ia juga tipe orang yang selalu ingin menang dan berkuasa. Sikap tenang dan dinginnya membuat orang sulit menebak apa yang dipikirkannya.

Mengenai Mahiru, Guren sangat ingin menanyakan kabarnya saat ini. Apakah Kureto akan menjawabnya jika ia bertanya?

“Baiklah, akan kuberikan videonya.” Guren menyuruh bagian informasi untuk mengirim video tersebut kepada Kureto.

“Terima kasih, kalau begitu aku juga pamit pergi.”

“Seperti yang biasa Hiiragi lakukan, setelah mendapatkan apa yang diinginkan, ia langsung pergi begitu saja.”

“Hahaha, kau orang yang menarik juga ya? Begitulah Hiiragi, kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan dan mengabaikan yang tidak perlu.”

“Cih.”

Seolah tahu apa yang ada dipikiran Guren, Kureto berkata sambil berlalu,

“Aku tahu kau sangat ingin menanyakan kabar Mahiru. Aku pastikan dia aman bersama kami, tapi sebaiknya kau segera melupakan Mahiru, karena kau tidak akan mendapat apa-apa darinya.”

Pertemuan itu berakhir begitu saja dengan Guren yang dibuat kesal atas apa yang terjadi di sekelilingnya. Meskipun Kureto menganggap enteng perkataan Saito, tetapi ia sendiri tidak boleh lengah terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Guren sendiri memastikan kalau Kureto pun sedang bersiap siaga dengan rencananya sendiri. Mungkin mulai hari ini ia harus selalu memperhatikan langkah-langkah yang akan diambilnya untuk masa depan umat manusia, terlebih kerajaan Mikado no Tsuki, karena asap peperangan sudah mulai terlihat di udara.

.
.
.
// Chapter 1, End of Peace //.
.
.



Yahalo minaaa!!!

Bagaimana chapter pertamanya? Semoga bisa menghibur yaa~!

Nys pastikan supaya apa yang ada di pikiran Nys bisa tersampaikan dengan baik dan tidak membingungkan para pembaca. Nys kadang susah buat mengungkapkan pemikiran Nys dalam sebuah kata-kata, dan masih belajar juga. (/.\)

Nys berusaha agar cerita ini tidak memiliki Slow Plot ataupun Fast Plot.

Shinya di sini belum muncul dan baru disebut namanya dalam beberapa narasi dan hints. Tadinya Nys mau bikin Shinya jadi main chara sebelum Guren malah, pas dipikir-pikir, ternyata peran Guren dan Shinya sama-sama penting dan tidak bisa diranking. Jadinya pembagian plotnya digilir, kadang narasi POV Shinya kadang Guren. Nys janji, di chapter depan Shinya bakalan muncul kok, tapi belum bisa ketemu Guren~ harap bersabar GureShin shipper! XD

Oh ya, judul Owaranai Suffering sendiri Nys ambil dari salah satu side story OnS yang judulnya Owaranai Seraph, dan hastag translate LN di tumblr Owari no Suffering XD. Owaranai memiliki arti “Tiada Akhir”, sedangkan Suffering artinya “Penderitaan” kalau disambung menjadi “Penderitaan Tiada Akhir” eaaaa. Semoga dari judulnya pun bisa tersampaikan yah, entah itu Guren ataupun Shinya yang ter-suffering. :v

Rencananya, kalau tidak ada halangan Nys akan update tiap episodenya seminggu sekali.

Mohon dukungannya demi kelangsungan cerita ini mina, support kalian sangat berharga banget buat Nys. Review dari kalian Nys tunggu. Sankyuu!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

List Rekomendasi Anime Yaoi, Shounen Ai, BL 2021

List Anime Yaoi, Shounen Ai-BL 2020