Owaranai Suffering (Chapter 3) A GureShin Fanfiction




Mohon maaf Saito-sama, kami belum bisa menangkap Hiiragi Shinya.”

Dua orang prajurit tengah bersimpuh di hadapan pemimpin Sekte Hyakuya, mereka merasa bersalah atas ketidakmampuan untuk mendapatkan salah satu inang Virus Vampir yang telah kabur dari tahanan. Ya, inang tersebut adalah Hiiragi Shinya.

Selama ini keberadaan Shinya dan Ichinose Sakae tidak pernah diketahui oleh dua kerajaan besar setelah mereka menghilang dalam insiden pemberontakan Ichinose. Mereka seolah tertelan bumi. Tetapi empat tahun kemudian, Sekte Hyakuya berhasil menemukan Shinya dan Ichinose Sakae.

Pemuda dengan wabah mematikan dalam tubuhnya itu sebelumnya telah didapatkan oleh Sekte Hyakuya dan sempat ditahan selama enam bulan dalam penjara bawah tanah. Tetapi dua minggu yang lalu, Shinya bersama Ichinose Sakae berhasil kabur dari kungkungan sel penjara. Sampai saat ini, Sekte Hyakuya terus memburu subjek yang berbahaya tersebut.

Lantas, Saito yang sedang duduk di singgasananya sambil memegang segelas wine, dengan gaya santainya berkata.


Yaaah... anak harimau itu memang agak sulit sih untuk diburu. Untuk saat ini aku memaklumi kalian, tapi kita tidak punya waktu lagi. Tiga bulan adalah batas’nya’. Kalau Sekte Hyakuya gagal mengendalikan Shinya, maka kehancuran klan kita ada di depan mata. Apalagi sekarang muncul satu lagi pengganggu dari Mikado no Tsuki, sepertinya bocah Ichinose itu akan menjadi masalah baru bagiku. Haaah, merepotkan saja.”

Kedua prajurit itu hanya terus menundukan kepala mereka.

Tak lama lagi harimau itu akan menjadi seekor anak kucing yang tak berdaya. Ketika waktunya tiba, aku sangat berharap Hiiragi Shinya dapat ditangkap secepatnya. Aku mengandalkan kalian, wahai prajurit-prajuritku.”

Ha’i

Atas perintah tersebut, kedua prajurit Sekte Hyakuya itu pun bergegas meninggalkan ruangan Saito. Di singgasananya, Saito menenggak minuman yang ada dalam gelasnya dengan penuh wibawa.

Ya... tak lama lagi.” Gumamnya.


.

.

Owaranai Suffering
(Chapter 3, Meeting You)

Karakter OnS (c) Kagami Takaya, Cerita (c) NysAeri

Shounen-Ai, Drama, Action, Sci-Fi (maybe)

Warning:
Cerita murni dari imajinasi saya dengan beberapa hasil imitasi dan EYD sebisanya, romansa Boys Love dengan bumbu straight di dalamnya, Ke-OOC-an mungkin dialami oleh para karakter (saya sudah peringatkan loh yaa).
.

.

Taman bermain adalah tempat yang identik dengan keceriaan, di mana orang-orang bebas bersenang-senang dan tertawa tanpa memikirkan beban hidup. Dan di sinilah Shinya berada sekarang. Berjalan-jalan di sekitar taman bermain dengan kostum karakter kucing yang harus dipakainya seharian penuh. Ia akan menyapa setiap pengunjung taman bermain itu dan terkadang menghibur anak-anak dengan tarian atau gerakan-gerakan lucu.

Orang-orang itu tampak bahagia, seakan tidak ada bahaya yang mengancam mereka.

Mereka rentan, tidak ada perlindungan sama sekali.”

Bagi Shinya yang merupakan seorang pembunuh ulung, menurutnya saat ini orang-orang yang ada di taman bermain itu ceroboh, mereka kapan saja bisa menjadi objek pembunuhan.

Para orang dewasa, anak-anak, remaja, mereka semua tidak memikirkan betapa mengerikannya dunia ini, mereka seolah tidak merasakan kesedihan dan teror yang setiap saat datang menghantui, tidak seperti ia yang selalu dilanda kesedihan dan rasa cemas akan kehancuran diri.

Shinya tidak takut pada kematian, ia hanya takut virus dalam tubuhnya akan mematikan jutaan orang ketika kehancurannya tiba.

Terkadang, Shinya merasa iri dengan mereka yang bisa tersenyum, menangis, marah, dan tertawa dengan tulusnya. Tidak seperti ia yang selama hidupnya hanya bisa menebar senyuman dan tawa palsu. Dunia yang dipijak Shinya adalah dunia penuh kegelapan yang sangat berbeda dengan mereka.

Tentu saja, duniaku memang berbeda.” Ia bergumam pelan.

Shinya sedang duduk di salah satu bangku taman, mengistirahatkan tubuhnya yang akhir-akhir ini sering merasa cepat lelah. Ini bukan hanya karena pekerjaannya yang memang menguras energi, tetapi juga karena virus dalam tubuhnya yang telah aktif dan mulai menghancurkan sel-sel organ dalam Shinya.

Ia telah terkena cahaya matahari. Itu terjadi ketika dirinya berusaha melarikan diri dari Sekte Hyakuya.

Ini bahkan sudah 20 hari sejak virusnya aktif dan Shinya tidak tahu sampai kapan tubuhnya bisa bertahan. Saat ini saja, darahnya sudah mulai bereaksi membakar orang-orang yang menyentuhnya. Perlahan, kekuatan dan daya tahan tubuhnya terus menurun sepanjang waktu. Pergerakaannya tidak segesit dulu, Shinya pun sering merasa demam dan kedinginan di waktu-waktu tertentu.

Miris, padahal usianya belum genap 18 tahun, tetapi kondisi tubuhnya sudah seperti lansia. Ia hanya bisa tertawa pahit ketika menyadari hal tersebut.

Shinya adalah bom waktu yang kapan saja bisa memusnahkan umat manusia.

Pemuda itu tidak akan mengutuk Tuhan atas apa yang telah ditakdirkan kepadanya, sangat berbeda dibandingkan dengan dirinya yang dahulu, yang tidak tahu akan ke mana arah tujuan hidupnya. Sejak mengenal Ichinose Sakae, orang yang sudah ia anggap sebagai ayah, Shinya banyak diajari arti kehidupan yang ternyata sangat berharga.

Shinya pantas atas kehidupan yang Tuhan berikan padanya.

Setidaknya Shinya menjadi tahu, bahwa ia punya satu tugas besar nan mulia dalam sisa hidupnya yang semakin hari semakin berkurang, yaitu menyelamatkan umat manusia dari kehancuran yang dibawanya.

Selain itu, ia harus menyelamatkan saudari terkasihnya, Hiiragi Mahiru yang juga membawa virus yang sama dengan dirinya.

Yang Shinya tahu, batas waktu ia hidup masih tersisa kurang dari tiga bulan lagi. Jadi, selama itu Shinya akan berjuang dengan seluruh kemampuannya untuk membawa Mahiru bersamanya. Mencegah kebangkitan Virus Vampir yang disalahgunakan oleh pihak kerajaan.

.

.

Di pinggiran lapangan tak jauh dari tempat Shinya mengistirahatkan diri, ia mendengar suara anak kecil yang sedang menangis. Shinya pun mengedarkan matanya mencari sumber suara tersebut, ternyata bocah kecil sedang terisak di bawah pohon apel. Ia kemudian menghampiri bocah tersebut.

Huhuhu~ Mika~”

Ada apa adik kecil, kenapa kamu menangis?”

Shinya, dengan kostum kucingnya berjongkok di depan bocah kecil tersebut. Si anak sempat membuka matanya yang semula terpejam karena menangis, begitu ia melihat Shinya yang ada di hadapannya,

Hueee~ Mika, ada badut menakutkan di sini!!” tangis bocah itu semakin kencang.

Tentu saja Shinya dibuat panik karenanya, walaupun Shinya sangat menyukai anak-anak, tetapi ia hampir tidak pernah berinteraksi dengan mereka, jadi Shinya bingung harus melakukan apa. Sempat terlintas dipikirannya untuk melepaskan kostum kucing yang dipakainya sebelum niatnya itu diinterupsi oleh suara bocah lainnya yang terdengar dari atas pohon.

Tenang saja Yuu-chan, badut itu tidak jahat kok. Ada seseorang yang bersembunyi di dalamnya, mereka orang baik.”

Eee~ benarkah?”

Bocah itu seketika menghentikan tangisnya, ia pun beralih menengadahkan kepalanya menatap pohon. Shinya mengikuti arah pandang bocah berambut hitam legam tersebut. Ia menemukan bocah lain berambut pirang dengan mata sebiru langit sedang berdiri di salah satu dahan pohon. Bocah pirang yang dipanggil Mika itu menatap badut Shinya dengan tatapan, ‘Tolong maklumi temanku yang kelewat polos ini’.

Shinya yang memahami situasinya pun memberanikan diri untuk berbicara dengan bocah yang dipanggil Yuu-chan.

Ya, Neko-chan ini bukan badut jahat. Dia adalah teman anak-anak.”

Benarkah? Neko-chan?”

Unn! Jadi ceritakanlah kenapa Yuu-chan menangis?”

Bocah itu kembali terisak dihadapan Shinya, ia sambil menunjuk teman pirangnya berkata.

Huhu~ Mika... temanku Mika terjebak di atas pohon itu...”

Shinya kembali menengadah ke atas pohon di mana Mika berada. Di sana Mika tampak tersenyum tipis kepada Shinya. Tetapi tak dipungkiri, raut ketakutan tak dapat bocah itu sembunyikan dari wajahnya.

Tadinya aku mau mengambilkan apel-apel yang ada di dahan ini untuk Yuu-chan, tetapi ketika hendak turun aku baru sadar kalau aku menaiki dahan yang terlalu tinggi, jadi...”

Shinya pun mengamini perkataan bocah tersebut. Meskipun pohon apel yang Mika panjat berbuah lebat, tetapi letak buahnya berada di dahan yang sangat tinggi, bagi bocah berusia 8 tahun untuk dipanjat.

Baiklah Mika-chan, tetaplah di situ, aku akan menolongmu!”

Onii-chan...”

Shinya berinisiatif untuk menolong Mika. Sebenarnya kostum kucing ini sangat sangat membatasi pergerakannya, tetapi apa boleh buat, ia tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari atau tubuhnya tidak akan mentolerir. Jadi dengan usaha ekstra, Shinya pun mulai memanjat pohon apel itu dalam balutan kostum kucing.

Menurunkan Mika dari atas pohon merupakan penyelamatan yang dramatis, Shinya harus berhati-hati agar bocah pirang itu tidak terluka di samping mempertahankan kepala Neko-chan agar tidak jatuh. Tetapi dengan segenap perjuangan, akhirnya Mika dapat turun dari pohon dengan selamat. Yuu langsung memeluk Mika erat sambil menangis tersedu-sedu.

Mika... huhuhu~

Objek yang dipeluk Yuu hanya tersenyum sambil mengelus surai hitam itu lembut.

Tidak apa-apa Yuu-chan, aku sudah turun kok. Lagipula, aku sudah mendapatkan apelnya.”

Yuu pun mengendurkan pelukannya pada Mika, lalu si bocah pirang menghapus sisa-sisa air mata yang membasahi pipi Yuu.

Shinya yang berdiri menyaksikan interaksi antara dua bocah polos tersebut ikut tersenyum dibalik topeng ‘badut’nya. Senang rasanya mempunyai orang yang peduli dan menyayangimu, begitulah pikir Shinya.

Kau adalah badut yang baik, Neko-chan, terima kasih.”

Terima kasih sudah menyelamatkanku, Onii-chan.”

Ha’i, tidak masalah.”

Oh ya, sebagai rasa terima kasih, bagaimana kalau kita mengajak Neko-chan untuk beli es krim bersama?”

Ahh... ide yang bagus! Bagaimana, Onii-chan?”

Eeh... tapi Onii-chan harus...”

Aku mohon... ini tidak akan lama kok.” Yuu memasang puppy eyes di depan Shinya, siapa pun tidak bisa untuk tidak luluh pada tatapan mata zamrud yang membulat lucu itu.

Eum, baiklah. Tapi hanya sebentar oke?”

Yeay!!

.

Dan di sinilah mereka bertiga sekarang, duduk di salah satu bangku taman dengan semangkuk es krim yang ada di tangan masing-masing. Shinya tidak pernah menyadari ia akan berada pada situasi ini. Terjebak bersama dua anak kecil yang sebenarnya sangat ingin Shinya hindari.

Pikiran negatif mulai menguasai kepala Shinya.

Akan sangat bahaya baginya jika Shinya sampai bertemu orang tua dari anak-anak ini, ia bisa saja dicap sebagai orang jahat atau semacamnya dan dicurigai. Yang terparah adalah wajahnya yang terpampang di publik lalu pihak kerajaan mengetahui keberadaannya. Jika hal itu sampai terjadi, maka habislah riwayat Shinya.

Shinya terdiam dalam lamunannya, es krim yang ada di mangkuk sudah mulai mencair. Kalau tidak segera dimakan, lelehan krim tersebut akan mengotori kostum yang dipakai Shinya.

Yuu yang duluan menyadari hal tersebut lantas berujar pada Shinya.

Neko-chan, kenapa es krimnya tidak dimakan? Apa kau tidak lapar?”

Hahaha Yuu-chan, bagaimana mungkin Onii-chan bisa memakan es krim dengan kepala Neko-chan yang masih dipakai itu.” Mika yang duduk di samping Yuu menyahut.

Ah... iya benar! Mika tadi pernah bilang kalau di tubuh Neko-chan ada orang yang bersembunyi di dalamnya. Apakah Mika memanggil Neko-chan dengan sebutan Onii-chan adalah karena yang ada di balik kostum itu adalah seorang Onii-chan?”

Yuu dengan bahasa yang berbelit-belit mencoba berspekulasi. Mika pun tertawa atas perkataan Yuu yang terdengar lucu di telinganya, tetapi ia mengerti apa yang dikatakan sahabatnya itu.

Ha’i!

Waaaah, kalau begitu, aku ingin melihat wajah Onii-chan!”

EEEHHH??!!

Shinya yang sejak tadi terdiam akhirnya membuka suara ketika mendengar permintaan tak terduga dari Yuu.

Benar apa kata Yuu-chan, sebaiknya Onii-chan membuka topeng Neko-chan itu supaya lebih mudah memakan es krimnya.”

Lagipula, kami akan semakin percaya bahwa Neko-chan bukan badut jahat jika membuka topeng itu!”

Tapi...”

Ada apa Onii-chan? Apakah kau akan dimarahi bos jika kami mengetahui Onii-chan melepas topeng?”

Ya... itu...”

Tenang saja Onii-chan, kami pandai menjaga rahasia kok! Jadi kumohon~”

Kumohon~”

Bukan itu masalahnya!’

Ketakutan yang dikhawatirkan Shinya pun menjadi kenyataan, bahkan ini di luar ekspektasinya dan lebih parah. Melepas atribut tertutup dan membiarkan tubuhnya terkena sinar matahari adalah hal terakhir yang akan Shinya lakukan jika diberi pilihan. Ia hanya akan mengorbankan tubuhnya di saat-saat genting atau ketika ia siap menanggung risiko. Shinya baru terkena sinar matahari sekali dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika tubuhnya terkena pancaran sinar sang surya untuk yang kedua kali dan seterusnya.

Apakah tubuhnya akan terbakar?

Apakah sisa hidupnya akan berkurang lebih cepat?

Apakah ia akan melukai dua bocah polos ini?

Tetapi semakin Shinya memikirkan itu semua, ia semakin tidak bisa membuat pilihan. Yang ada, rasa penasaran akan reaksi tubuhnya lebih mendominasi.

Kalau ia selalu takut akan risiko yang mungkin terjadi, maka ia tidak akan pernah bisa melangkah ke depan.

Ia tidak akan bisa menyelamatkan Mahiru.

Ia tidak akan bisa menyelamatkan dunia.

Lagipula, spekulasi ketiga itu sangat kecil kemungkinannya. Jika pun ia terbakar, Shinya hanya akan melukai dirinya sendiri dan lenyap menjadi abu dengan cepat. Tidak dengan kedua bocah tersebut. Selama belum dewasa sepenuhnya, virus itu tidak akan sampai menyebar dan menghancurkan orang-orang di sekitarnya tanpa perantara darah. Ia menyadari hal itu ketika insiden orang yang terbakar karena ulahnya di Shinjuku.

Tetapi jika reaksi yang ditimbulkan adalah dirinya yang terbakar atau umurnya yang semakin memendek... Shinya bisa menanggung itu semua, meskipun Shinya tidak berharap untuk cepat mati karena ia masih mempunyai tugas untuk menyelamatkan Mahiru.

Maka dengan segala pertimbangan itulah Shinya membulatkan tekad pada keputusan yang ia ambil.

Onii-chan...?”

Yah... apa boleh buat? Baiklah, Onii-chan akan membuka topeng ini, tapi jangan bilang pada siapa pun, oke?”

Tidak akan!”

Yuu dan Mika tampak bersemangat mendapati orang yang berada dalam kostum Neko-chan akan menampakan wajahnya. Shinya hanya semakin terdorong untuk mewujudkan keinginan kedua bocah tersebut.

Shinya pun meletakan mangkuk es krim yang ada dalam genggamannya di atas bangku taman. Perlahan, ia mulai mengangkat topeng besar yang menutupi seluruh kepalanya dengan hati-hati, sambil menajamkan seluruh indera perasanya untuk mengamati reaksi apa yang akan ditimbulkan oleh tubuhnya. Topeng Neko-chan pun seluruhnya terlepas dari kepala Shinya, menampakan wajah aslinya.

Beberapa saat setelah sinar matahari berhasil menyentuh kulit Shinya, adalah reaksi tubuhnya yang mengalami shock kecil.

Seperti disetrum listrik bervolume tinggi pada satu titik.

Tubuh Shinya seketika menegang, rasa sakit itu muncul pada daerah di bawah tengkuknya. Shinya hanya bisa menahannya dengan memegang topeng maskot yang ada di pangkuannya kuat-kuat. Ia sempat menutup matanya. Tetapi itu tidak berlangsung lama, sebelum akhirnya sensasi tersetrum tersebut menghilang lima detik kemudian.

Shinya pun membuka matanya, ia bisa melihat sosok Yuu dan Mika dengan lebih jelas tanpa ada penghalang. Dan yang pertama kali Shinya lihat dari kedua bocah tersebut adalah... tatapan berbinar dan senyuman lebar dari keduanya begitu mereka berhasil mengetahui wajah asli sang Neko-chan.

Shinya menunjukan senyuman manis dengan eyesmile-nya di hadapan Mika dan Yuu.

Halo adik-adik! Perkenalkan, nama Onii-chan adalah Shinya.”

Whoaaa kirei!* Mika, mata Onii-chan ini juga biru sepertimu dan rambutnya seperti salju. Waaaah... Tenshi mitai.**” Yuu berujar antusias dengan kedua tangan yang sudah meraba-raba wajah Shinya.

Reaksi Mika lebih kalem daripada Yuu.

Nama yang cantik seperti pemiliknya ya, Shinya Onii-chan? Namaku Shindo Mikaela.”

Kalau aku Amane Yuuichirou, semoga kita bisa berteman dengan baik!”

Awalnya Shinya merasa kesal karena disebut cantik. Meskipun itu sebuah pujian, tetapi ia akan lebih senang jika disebut tampan, gagah, atau istilah maskulin lainnya. Di tempatnya bekerja, Shinya bahkan selalu dibilang imut oleh atasannya.

Namun, rasa kesalnya itu terlupakan karena ujaran Yuu yang mengatakan kalau Shinya bisa menjadi temannya. Meskipun itu hanyalah kalimat yang dilontarkan bocah berusia delapan tahun, tetapi Shinya sangat senang.

Teman, rekan, sahabat, kekasih, soulmate, orang yang berharga.

Kata-kata itu masih terdengar asing di telinga Shinya, karena seumur hidup ia hanya berani membuat hubungan dengan sedikit orang. Karena ketika ia mulai menjalin hubungan dan melibatkan perasaannya, orang tersebut akan pergi meninggalkannya.

Seperti teman-temannya yang mati karena tangannya sendiri,

Seperti ibunya yang mati di tangan Hiiragi,

Seperti Ichinose Sakae yang sekarat karena menolongnya dari kejaran Hyakuya.

Hal itu membuat trauma tersendiri baginya untuk berani membuat ikatan dengan seseorang. Tetapi untuk Yuu dan Mika, Shinya sangat senang mendengarnya, toh mereka hanya kebetulan bertemu ini. Mungkin saja ini adalah pertemuan terakhir mereka sebelum Shinya sendiri yang meninggalkan dunia. Jadi boleh kan Shinya merasa senang? Sejujurnya Shinya sangat ingin mempunyai orang yang bisa berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama dirinya, ia juga menginginkan yang namanya soulmate.

Ha’i, tentu.”

Pada akhirnya, Shinya ikut menghabiskan es krim yang sudah mencair itu bersama Yuu dan Mika. Mereka benar-benar bersenang-senang selama satu jam lamanya, sebelum akhirnya Shinya pamit karena ia harus kembali melakukan pekerjaannya sebagai Neko-chan, si maskot.

Mika dan Yuu berharap semoga mereka bertiga dapat bertemu lagi. Yuu sampai bilang kalau ia akan mengunjungi taman bermain ini setiap hari demi bisa bertemu Shinya. Dan si pemuda albino hanya bisa menampilkan senyuman hangatnya.


.
\(O3O)/
.

2 hari kemudian...

Benteng kerajaan Mikado no Oni merupakan salah satu bangunan yang paling mencolok yang ada di daerah Shibuya. Letaknya yang strategis dan arsitektur yang megah dan kokoh, tidak heran jika kerajaan ini dianggap sebagai salah satu yang paling memiliki pengaruh besar bagi dunia. Sudah lama sekali Guren tidak menginjakkan kakinya pada istana megah ini sejak klannya berpisah dengan Hiiragi dan membangun kerajaan miliknya sendiri, yaitu Mikado no Tsuki.

Kedua kerajaan ini memang sempat berseteru saat lima tahun yang lalu sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan gencatan senjata. Tetapi beberapa hari yang lalu, Sekte Hyakuya berniat untuk memulai peperangan kembali dikarenakan pemimpinnya yang ikut tersulut emosi dari Guren yang menuduhnya telah mengkhianati perjanjian damai karena telah membunuh ayahnya yang selama ini menghilang.

Saat ini pun Guren mendatangi kerajaan Mikado no Oni karena salah satu keluarganya sedang menjadi sandera tanpa sebab yang jelas.

Dia adalah Amane Yuuichirou, bocah yang masih berusia 8 tahun dan merupakan keponakan Guren.

Guren pikir Kureto tidak akan menganggap serius perkataan Saito dari pihak Sekte Hyakuya, tetapi apa yang ia saksikan sekarang? Anak kecil dari keluarganya yang tidak bersalah ikut dijadikan sandera dalam persaingan bodoh antar kerajaan ini. Bukankah ini artinya Mikado no Oni juga telah melanggar perjanjian damai?

Guren bersumpah akan menghabisi lelaki dengan alis petir itu apabila ia menemukan Yuuichirou terluka walaupun hanya goresan kecil.

Ruangan di mana Yuu ditahan terletak jauh di bangunan ujung istana, Guren harus menyusuri setiap tempat yang ada di istana itu. Ia pun tidak mengerti bagaimana persisnya, hingga pada akhirnya pemuda itu berada di sebuah taman kecil yang tertutup milik keluarga Hiiragi. Dan di sanalah Guren bertemu gadis itu.

Hiiragi Mahiru.

Setelah lima tahun berlalu, mereka berdua sempat terpisah bahkan hilang kontak. Tetapi hari ini, sama seperti saat Guren dan Mahiru terakhir kali bertemu, Mahiru sedang memetik bunga-bunga yang bermekaran di taman itu.

Rambut silver panjang, wajah cantik dalam balutan gaun berwarna putih. Ia tidak berubah sama sekali, gadis itu bahkan terlihat berkali-kali lipat sangat mempesona. Tetapi... Guren melihat ada sepasang rantai yang menggantung di kedua pergelangan tangannya.

Apa yang telah terjadi?

Bunga-bunga yang indah ya, Guren? Sudah berapa lama sejak kita berpisah di taman itu...?”

Mahiru menyadari keberadaannya. Gadis itu lantas menaruh bunga yang telah ia petik ke atas tanah lalu bangkit, dan berjalan mendekati Guren. Dengan senyuman bak malaikat, dipeluknya sosok pemuda itu erat, seakan mereka adalah sepasang kekasih yang sudah lama berpisah dan kini dipertemukan lagi.

Mahiru menutup matanya, menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh Guren. Aroma yang sangat ia rindukan.

Aku tahu kau akan datang, Guren.”

Mahiru... apa yang terjadi padamu?”

Aku dikutuk.”

Apa?”

Aku dikutuk karena berani mencintaimu.”

Semuanya terlalu mendadak.

Bertemu Mahiru, melihat gadis itu terkungkung dalam rantai, kemudian ia dipeluknya dan Mahiru bilang kalau dia telah dikutuk karena berani mencintai seorang Ichinose Guren, bekas bawahan klan Hiiragi. Orang yang sama sekali tidak pantas untuk bersanding dengan Mahiru.

Selama mereka berpisah... apakah Mahiru tetap pada pendiriannya untuk mencintai Guren, sehingga ia berakhir seperti ini? Apakah gadis itu melakukan sesuatu yang membuat murka Hiiragi Tenri demi cinta monyet mereka? Apa yang sudah dilalui oleh Mahiru selama lima tahun ini yang dirinya tidak ketahui? Sebegitu besar kah Mahiru mencintainya?

Guren melepaskan pelukan Mahiru di dadanya, menatap gadis itu di mata.

Apa maksudmu, Mahiru? Apa yang sudah terjadi lima tahun ini?”

Mahiru sempat merasa kecewa karena Guren segera melepaskan pelukannya, padahal ia masih ingin mendekap pria itu lebih lama lagi. Kerinduannya terhadap Guren belum terobati sepenuhnya. Apakah orang yang selama ini ia perjuangkan mati-matian ternyata sudah tidak mencintainya lagi?

Gadis itu tersenyum pahit, menunduk.

Kau jahat, Guren! Padahal aku masih ingin memelukmu.”

Maaf, kupikir aku sudah tidak pantas bersama-”

Tidak mungkin! Apa kau tahu seberapa besar perjuanganku untuk mempertahankan perasaan ini?”

........”

.....Aku pikir cinta kita, cinta yang selalu ku harapkan untukmu bisa menjadi kenyataan dan kita bisa bersama, tapi... tapi... hiks..”

Tangis Mahiru pun pecah.

Setelah lima tahun ia menahan semua penderitaan demi Guren, tetapi apa yang telah ia dapatkan? Memang benar kalau Guren kini berada tepat di hadapannya, tetapi Mahiru merasa jarak mereka menjadi semakin jauh. Gurennya seperti orang asing yang melihat seorang gadis bodoh tengah menangis membicarakan cintanya yang tidak tersampaikan. Mahiru hanya ingin cintanya terbalas, Mahiru hanya ingin mereka berdua bisa bersama, Mahiru hanya ingin...

Guren memeluknya. Kali ini pemuda itu yang pertama mendekap Mahiru, membawanya pada kehangatan.

Sebegitu menyakitkannya kah mencintaiku?”

Sakit sekali, Guren. Sampai aku tidak bisa lagi menahannya. Hiks.. Aku pikir kau masih mencintaiku.”


Ilustrasi dari LN aslinya XD

Guren tidak tahu bagaimana perasaannya pada Mahiru. Dulu ia memang mempunyai perasaan spesial itu. Perasaan nyaman kepada Mahiru ketika mereka berdua menghabiskan waktu bersama di taman, perasaan ingin melindungi Mahiru.

Tapi itu dulu,

Sebelum akhirnya ia sadar, bahwa mereka tidak mungkin terus bersama karena status keluarga yang disandang Mahiru dan Guren. Pemuda itu pikir ini hanya sekadar Cinta Monyet, perasaan Mahiru akan menghilang seiring berjalannya waktu, sama seperti dirinya. Mereka pada akhirnya mengerti akan kemustahilan cinta yang mereka impikan. Tetapi ia salah. Gadis Hiiragi itu ternyata tetap pada perjuangannya untuk mewujudkan perasaannya pada Guren.

Lantas, bagaimana perasaan Guren terhadap Mahiru? Apakah perasaan itu masih tersisa di lubuk hatinya? Guren tidak tahu harus seperti apa ia bersikap.

Maka pemuda itu hanya bisa menenangkan gadis yang ada dalam pelukannya. Mungkin untuk sementara waktu biarlah mereka seperti ini sampai akhirnya Mahiru mau menceritakan semuanya pada Guren.

.
..
\(O3O)/
.

.

Setelah Mahiru merasa tenang, akhirnya gadis itu pun menceritakan masalahnya kepada Guren meskipun tidak semuanya. Yang pemuda itu tangkap dari Mahiru, adalah bahwa gadis itu selalu memperjuangkan cintanya bahkan setelah keluarga Ichinose memisahkan diri dari Hiiragi. Gadis itu kemudian bekerja sama dengan Sekte Hyakuya yang memberikan janji manis berupa kehancuran Hiiragi dan terwujudnya cinta Guren kepadanya. Tetapi ia ditipu dan menjadi subjek percobaan terlarang Sekte Hyakuya, hingga berakhir dengan dirinya terkena kutukan yang membuatnya tidak bisa lagi keluar dari sangkar Hiiragi.

Pada akhirnya... karena kebodohanku sendiri, kita tidak akan pernah bisa bersama, iya kan, Guren?”

Mahiru mengusap sisa air mata yang mengering di pipinya, tersenyum lemah.

Aku akan menyelamatkanmu.”

Eh?

Apakah ada cara untuk membebaskanmu dari semua ini, Mahiru?”

Guren...?”

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Guren tersebut, membuat Mahiru menegakkan kepalanya yang semula bersandar pada bahu Guren, menatap pria tersebut.

Guren pun tengah menatap Mahiru dengan sungguh-sungguh. Ada tekad yang kuat dalam matanya, yang berhasil membuat Mahiru berbinar bahagia. Gadis itu tersenyum cerah.

Apa kau yakin ingin menolongku, Guren?”

Jika itu membuatmu bahagia, tentu aku akan melakukannya.”

Ini akan sangat sulit loh, Guren. Karena yang akan kau hadapi adalah malaikat dalam wujud manusia.”

Ayah hanya pergi sebentar untuk berunding dengan Hiiragi-sama mengenai salah satu malaikat kecilnya.”

Malaikat?”

Hiiragi Shinya. Orang yang menjadi kunci dalam semua kekacauan yang terjadi antara tiga kerajaan, dan juga orang yang bisa mengembalikanku seperti semula.”

.........”

Guren tumbuh menjadi orang yang kebingungan di taman itu. Hiiragi Shinya, ia baru mendengar nama asing itu sekarang. Selama ini yang pemuda Ichinose ketahui dari seluruh keturunan asli bangsawan Hiiragi adalah Hiiragi Kureto, Hiiragi Mahiru, Hiiragi Seishirou, dan si bungsu Hiiragi Shinoa.

Lalu, siapakah Hiiragi Shinya ini? Apakah sang ketua klan Hiiragi Tenri mempunyai anak yang lain?

Kau pasti bingung, kan Guren? Shinya adalah anak angkat dari klan Hiiragi dan keberadaannya disembunyikan dari khalayak, wajar jika kau tidak mengenalnya. Dia seumuran kita, anak itu mempunyai pesona yang sangat tinggi. Aku sebenarnya takut kalau kau akan jatuh cinta begitu bertemu dengannya, tapi itu tidak mungkin, iya kan, Guren?”

.......”

Perlahan-lahan Mahiru mendekatkan wajahnya pada Guren, merasakan napas pemuda itu yang terasa hangat menyentuh kulitnya. Napas yang tiba-tiba menjadi tidak teratur karena gugup dan Mahiru menyukainya. Gadis itu pun meraih bibir Guren, menciumnya sekilas.

Dengan senyuman yang terpatri di wajahnya, Mahiru berbisik.

Nee, apakah kau mencintaiku, Guren?”

Aku... tidak tahu.”

.
\(O3O)/
.


Setelah pertemuannya dengan Mahiru yang memakan waktu dan menggali kembali perasaan yang sudah lama terkubur dalam hatinya, Guren pun akhirnya dapat bertemu dengan Yuuichirou. Syukurlah bocah itu baik-baik saja.

Guren sempat murka kepada Kureto, orang yang telah menculik Yuuichirou ke istananya. Pemuda itu berdalih kalau ia hanya ingin mengobrol dengan Yuu, alasan bodoh macam apa itu? Tetapi Keponakannya pun mengaku kalau kerajaan Mikado no Oni memperlakukannya dengan baik. Maka mereka berdua pun memutuskan untuk pulang. Kali ini Guren memaafkan kelancangan Hiiragi, namun tidak untuk yang kedua kalinya.

Saat ini Guren dan Yuuichirou tengah berjalan menyusuri jalanan kota Shibuya, malam hari tidak membuat kota itu menjadi lengang, bahkan orang-orang masih suka berlalu-lalang melakukan aktivitas mereka tanpa kenal waktu.

Guren berjalan di belakang Yuu.

Hei, Yuu. Apa yang Kureto bicarakan denganmu?”

Yuu menoleh ke arah belakang, menampakkan raut cueknya. “Ya, ampun. Kau masih mengkhawatirkanku, Guren?”

Bocah ini memang agak melawan.

Oi, panggil aku Onii-san atau aniki, bagaimanapun aku lebih tua darimu, bocah!”

Yuuichirou tak menghiraukan perkataaan Guren dan terus berjalan ke depan.

Betsuni***. Si Kureto itu hanya menanyaiku soal kejadian di taman kemarin. Aku bilang saja tidak ada apa-apa tapi dia terus membujukku untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku kan sudah berjanji kepada Onii-chan tidak akan mengatakan apa pun tentangnya kepada orang yang tidak aku percayai.”

Huh, siapa yang kau maksud Onii-chan di sini?”

Kau bahkan menanyaiku juga, Guren? Aku tidak mau menjawabnya!”

Kau ini keponakanku itu artinya aku adalah orang yang dapat kau percaya, Baka-Yuu!”

Eeeh? Yah apa boleh buat kalau Guren-Aho memakasa.”

Guren perlu kesabaran ekstra apabila berurusan dengan keponakannya yang satu ini.

Jadi kemarin aku dan Mika sedang berada di taman bermain yang baru saja dibuka, Mika lalu terjebak di atas pohon saat berusaha mengambilkan buah apel untukku. Kemudian datang Onii-chan yang membantu Mika turun, dan kami pun menjadi teman setelah kejadian itu. Hey, Guren. Apakah kau tahu, Onii-chan itu adalah orang yang sangat baik dan menyenangkan, wajahnya juga imut. Haaah, aku jadi ingin menemuinya lagi.”

Yuu tampak sangat antusias ketika ia membicarakan Onii-chan yang dijumpainya di taman. Lantas Guren menaruh kecurigaan terhadap cerita yang keponakannya sampaikan. Apakah orang yang dibicarakan Yuu ini ada hubungannya dengan kerajaan Mikado no Oni?

Lalu, apa kau kenal si Onii-chan itu?”

Guren menghentikan langkahnya kala pertanyaan itu keluar dari mulutnya, sedangkan Yuu yang berada di depannya masih melangkahkan kakinya dengan santai dengan mulutnya yang terus mengoceh.

Tentu saja! Aku bahkan tahu namanya, dia adalah Shi--

--WHAAA PAS SEKALI, SHINYA ONII-CHAN!!”

Di tengah kalimatnya Yuu berteriak ketika ia mendapati sang pemilik nama Shinya menampakkan siluetnya dari kejauhan. Tidak salah lagi, itu pasti Onii-chan yang ditemuinya di taman dalam balutan maskot karakter kucing. Bocah itu kemudian langsung berlari mengejar Shinya di tengah jalanan distrik Shibuya tanpa seizin Guren.

HEI YUUICHIROU!”

Objek yang dipanggil oleh Yuu pun menoleh mendengar namanya disebut. Shinya dari kejauhan membelalakan matanya begitu melihat Yuu yang berlari menghampirinya.

YUU-CHAN BAHAYA!!”

Hah?

DUARRRR

Shinya dengan cepat berbalik arah sambil terus berlari untuk menghampiri Yuu. Ketika pemuda itu berada di dekat Yuu, ia langsung meraih tangan bocah Amane dan menariknya ke dalam pelukan untuk melindunginya. Tepat setelah Shinya mengamankan Yuu, ledakan dari senjata api muncul dari arah dimana Yuu berlari tadi.

Yuuichirou belum sempat pulih dari keterkejutannya tetapi Shinya kembali menarik tangannya dan membawanya untuk ikut berlari.

Shinya Onii-chan, apa yang terjadi?”

Hah.. Hah... nanti.. aku jelaskan.. huh.”

Shinya dengan wajah penuh keringat dan napas yang sudah terputus-putus terus mempercepat larinya.

YUICHIROU!”

Dari arah belakang ternyata Guren tengah mengejar mereka, pemuda Ichinose itu terus meneriakkan nama Yuu. Dengan pakaian hitam dan atribut khas kerajaan, tentu saja itu membuat Shinya makin panik karena ia merasa nyawanya sedang berada di ujung tanduk.

Onii-chan kita tidak harus berlari, orang yang mengejar kita itu...”

Untuk sekarang... hah.. hah.. itu tidak... mungkin!”

Onii-chan, tanganmu... panas.”

Sial!”

BRUKK

Onii-chan!!”

Shinya sudah sampai pada batasnya.

Karena terlalu lama berlari dengan badannya yang terserang demam, di tengah pelariannya tiba-tiba kakinya menjadi mati rasa seolah tak dapat digerakkan. Shinya pun akhirnya jatuh tersungkur di atas aspal. Kepala pemuda itu terasa pening dengan matanya yang mulai mengabur. Napasnya semakin tidak beraturan seiring suhu tubuhnya yang kian naik.

Shinya dapat mendengar dengan samar-samar Yuu yang meneriaki namanya di dekatnya. Bocah itu tampak khawatir, ia dapat merasakannya. Dan Shinya juga mendengar langkah kaki orang yang berlari mendekatinya.

Ahh... pasti itu pasukan kerajaan yang mengejarnya tadi.

Perlahan-lahan kesadaran Shinya mulai menghilang. Jalanan di distrik Shibuya ini masih terasa ramai walaupun sekarang sudah hampir larut malam, dan Shinya tidak menyangka jika akhir pelariannya akan terjadi secepat ini.

Hei, apa kau baik-baik saja? Oi!!

Entah kenapa... malam ini sungguh berisik.

Dan Shinya hanya bisa menutup matanya ketika seseorang yang tampak mirip seperti Yuu-chan, tapi sosoknya lebih besar dengan lembut mengambil alih tubuhnya dalam sebuah dekapan.

Bertahanlah, aku akan menolongmu.”

Yuu-chan...”

Kesadaran Shinya pun sepenuhnya hilang ditelan malam.

Yah... kira-kira beginilah penampakan Yuu.


.

.

.
// Chapter 3, Meeting You //
.

.

.


*kirei: cantik
**tenshi mitai: (kelihatan) seperti malaikat
***betsuni: tidak ada apa-apa, whatever.


.....

Ini dia, akhirnya Shinya dan Guren bisa ketemuan!! yah... meskipun cuma sekilas doang, di akhir lagi. Tapi mulai chapter depan, intensitas ketemuannya Guren sama Shinya tentunya makin banyak hehehe.

Guren kelihatannya belum bener-bener move on tuh dari Mahiru. Huuuh... dan Nys pun pada akhirnya nyelipin kissing juga kan? Please don’t be mad. Entar Shinya juga kebagian kok XD.

Dan MikaYuu, unccch pas bagian si Mika ngehapus air mata Yuu, Nys blushing sendiri. (Apaan deh?).

Sebenernya Nys bingung pas ch 3 ini milih scene ketemuan GureShin kayak gimana, dan jadilah seperti di atas.

BTW, kalo misalnya chapter depan update-nya agak telat gomen ne. Pokoknya komentar lainnya tetap ditunggu~ sebagai apresiasi dan vitamin buat nulis juga.



Matta ne!!

Comments

  1. aku tau telat, TAPI INI KEREN BGTTT 😍😍😍 suka sama cara penulisannya yg santai tp mudah di pahami, dan juga pertemuan shinya sama guren di chap ini bener2 gambarin gimna chaosnya keaadaan di sana t___t tapi INI GEMES SEKALII JSGDJSHAJ 😍😍

    ReplyDelete
  2. Kereeennn kakkk😍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

List Rekomendasi Anime Yaoi, Shounen Ai, BL 2021

List Anime Yaoi, Shounen Ai-BL 2020