Owaranai Suffering (Prolog) A GureShin Fanfiction





Yang bisa kulihat saat ini adalah rerumputan hijau dengan bunga-bunga liar yang bermekaran di sembarang tempat. Angin berhembus dengan lembut, menerpa helaian rambut panjang di hadapanku, seorang gadis cantik sedang memetik bunga di taman ini sambil tertawa riang. Perpaduan yang amat indah dengan langit senja berwarna jingga.

Aku hanya duduk memperhatikannya dalam diam tak memikirkan apa pun, ketenangan ini membuatku nyaman. Sampai akhirnya gadis itu berteriak dari kejauhan dengan nada suara kelewat bahagia.

Nee Guren, aku tahu kalau aku memang cantik, tapi apa kau akan diam saja di sana sambil memuja kecantikanku? Hehehe.”

“......”

“Ayo ke sini bantu aku memetik bunga-bunga ini, aku ingin membuat tiara yang cantik untukmu.”

“Jangan membuat sesuatu yang aneh-aneh, lagipula apa sang tuan puteri kabur lagi dari istana, Mahiru-sama?”

“Guren, jangan membuat mood-ku jadi jelek dengan panggilan formal dan bahasan itu!”

Ya, gadis itu memang seorang puteri. Sang tuan puteri dari kerajaan Mikado no Oni, kelompok terkuat di negeri ini yang dipimpin oleh kepala keluarga Hiiragi, yang sudah berkuasa selama hampir dua abad lamanya.

Rambut silver panjang, kulit putih yang halus, dan senyuman menawan. Hiiragi Mahiru, gadis itu pantas dipuja oleh banyak orang dengan titel sang tuan puteri. Ia juga merupakan anak kesayangan dari Hiiragi Tenri, sang pemimpin Mikado no Oni.

Sedangkan aku? Aku hanya sebagian kecil bawahan dari kerajaan Mikado no Oni, aku terlahir sebagai keturunan Ichinose, salah satu prajurit yang setia melayani keluarga Hiiragi sejak awal. Jadi aku bukanlah siapa-siapa, dan hanya kebetulan dekat dengan sang tuan puteri cantik tapi nakal ini.

“.........”

Merasa diabaikan, Mahiru kemudian menghampiriku dan ikut duduk di sampingku, memainkan bunga-bunga yang telah dipetiknya.

“Kau mengabaikanku lagi, Guren.”

“Lalu aku harus bagaimana?”

“Peluk aku.”


“..........”

Mahiru menghapus jarak di antara kami. Ia bersandar di bahuku, bergumam pelan.

Nee Guren, apakah kita bisa terus bersama selamanya?”

Aku bisa mencium harum tubuhnya dari jarak sedekat ini. Tak dipungkiri, aku memang menyukai aroma bunga dari parfum yang ia pakai, aku menyukai suaranya yang selalu menggelitik telingaku, aku menyukai sikap manjanya yang hanya ditunjukkan kepadaku, aku mungkin menyukainya, aku menyukai Mahiru meskipun aku tahu itu tak boleh.

Seorang bawahan yang derajatnya lebih rendah tak boleh mencintai sang tuan puteri yang terhormat.

Tetapi jika ditanya, apakah aku dan Mahiru bisa terus bersama? sebagai seorang prajurit dan puteri raja maka...

“Tentu saja kita akan terus bersama. Aku adalah tentara kerajaan yang mempunyai tugas untuk melindungi tuan puteri.”

Mou... bukan itu Guren! Aku ingin kita lebih dari itu. Nee, apa kau mencintaiku, Guren?”

“Aku...”

 “Sepertinya ini hanya cinta satu sisiku ya? Lagipula mana mungkin Guren mencintai aku.”

“Bukan begitu, aku hanya keturunan Ichinose yang tidak sederajat denganmu, Mahiru. Aku tidak mungkin menaruh perasaan spesial padamu.”

“Tahukah kau Guren, aku selalu berpikir jika kau adalah pangeranku, kau akan menyelamatkanku dari Hiiragi...”

“..........”

“...Aku mencintaimu Guren, tapi aku adalah seorang Hiiragi, apakah itu salah?”

Tanpa kusadari, air mata sudah menganak sungai di pipi Mahiru. Aku ingin sekali menghapus lelehan air mata itu, tetapi sebelum hal itu terjadi seseorang menendang punggungku dari belakang. Aku tersungkur jatuh. Tidak berhenti di situ, orang yang menendangku ternyata salah satu prajurit Mikado no Oni, dia melayangkan pukulannya padaku tanpa henti. Aku hanya bisa berlindung pada kedua tanganku.

“Hei lepaskan aku! Guren, Guren, tolong aku Guren!”

“Mahiru-sama tidak boleh dekat-dekat dengan Ichinose sampah, Hiiragi-sama sudah melarang anda sebelumnya.”

Bisa kulihat Mahiru kemudian diseret paksa oleh salah satu prajurit. Dengan air matanya yang mengalir semakin deras, ia berteriak padaku. Mahiru menatapku penuh harap, bahwa aku akan menolongnya dan membawanya pergi bersamaku. Apa daya, aku hanya Ichinose pengecut yang tak bisa apa-apa, saat seseorang yang amat penting baginya dilakukan seperti itu. Aku benci pada diriku sendiri, aku benci diriku yang lemah.

Prajurit-prajurit itu baru berhenti memukuliku ketika Mahiru sudah menghilang dari hadapanku. Sebelum mereka pergi, salah satu prajurit itu meludah.

“Kudengar Ichinose Sakae sedang merencanakan kudeta. Cih, seorang sampah sepertimu tidak pantas bersama tuan puteri.”

“.........”

.
\(O3O)/
.


Malam sudah menyelimuti bumi kala itu. Kediaman Ichinose tampak tenang seperti biasanya, tidak banyak yang berlalu lalang kecuali prajurit yang menjaga koridor. Guren melangkahkan kakinya dalam hening, luka bekas pukulan di sekujur tubuhnya belum tersentuh obat sama sekali, pakaian compang-camping, bahkan darah kering mengalir dari dahinya. Tapi Guren tak menghiraukan kondisinya tersebut, ia ingin menemui sang ayah, Ichinose Sakae, untuk meminta penjelasan tentang apa yang dibicarakan salah satu prajurit Mikado no Oni di taman tadi.

“Guren-sama!!”

“Guren-sama!!”

Di tengah-tengah koridor, dua gadis cantik berlarian menghampiri Guren, tampang khawatir menghiasi wajah keduanya. Mereka adalah Hanayori Sayuri dan Yukimi Shigure, dua pelayan setia Guren.

“A-apa yang terjadi dengan anda, Guren-sama?”

Sayuri langsung memeluk Guren, bahkan air mata sudah mengalir deras dari matanya. Shigure yang ada di samping Sayuri hanya terdiam tanpa menghilangkan raut cemasnya. Guren segera melepas pelukan Sayuri, tersenyum kecil.

“Aku hanya terjatuh di taman.”

Sayuri menggeleng kuat, menyangkal. “B-bohong! Pasti anda berurusan dengan Mahiru-sama lagi kan?”

“Tidak Sayuri,” Guren tetap pada pendiriannya.

“Yang lebih penting, di mana ayah?”

“Tapi anda harus mengobati luka anda terlebih dahulu.”

“Aku ingin bertemu ayah, Shigure.”

“Guren-sama...”

Sayuri dan Shigure hanya bisa mematung di hadapan Guren, mereka bingung hendak menjawab apa, sebelumnya Ichinose Sakae berpesan agar mereka menjaga Guren karena ia akan pergi ke suatu tempat yang tidak boleh diketahui Guren.

“Aku ingin bertemu ayah, Shigure, Sayuri.”

“Ada perlu apa mencariku, Guren?”

Di tengah keadaan tersebut, tak diduga Ichinose Sakae berpapasan dengan Guren. Sayuri dan Shigure menundukkan kepala mereka memberi hormat.

“Ichinose-sama.”

Pria paruh baya itu berdiri tegap di hadapan Guren, perawakannya gagah dengan air muka yang tenang. Ichinose Sakae tampak mengenakan setelan formal khas orang yang hendak pergi ke acara penting.

“Ayah mau pergi ke mana?”

“Ah, sudah ketahuan, ya? Ayah hanya ada pertemuan kecil dengan Hiiragi-sama. Ngomong-ngomong, kenapa dengan wajahmu, Guren?” Ichinose Sakae berusaha meraih wajah putera kesayangannya, tetapi Guren mencegahnya di udara.

Memasang wajah serius, Guren kepada ayahnya,

“Aku sudah mendengarnya dari prajurit Mikado no Oni, apa yang ayah rencanakan?”

Sakae mengganti raut khawatirnya dengan senyuman lemah.

Ara, sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya di depan puteraku yang pandai ini, ya?”

“.........”

“Beberapa hal mungkin akan berubah, Guren. Selama ayah pergi, tolong jaga keluarga kita.”

“Apa maksud ayah?”

“Ayah hanya pergi sebentar untuk berunding dengan Hiiragi-sama mengenai salah satu malaikat kecilnya.”

“Malaikat kecil?”

“Sudah dulu ya, ayah hampir terlambat. Sayuri, Shigure, tolong jaga Guren ya?”

“Baiklah.”

“Ayah!”

Dan Ichinose Sakae hanya menampilkan senyuman lembutnya sambil berlalu, senyuman lembut yang mungkin menjadi senyuman terakhir yang bisa dilihat oleh Guren.



------------------------- 

Tap,

Tap,

Tap,

Aku tidak pernah peduli dengan masa depan.

Tap,

Tap,

Bagiku, memikirkan sebuah impian dan tujuan hidup hanya akan mempersempit ruang gerakku yang memang sudah terbatas.

"Penyusup!!"

"J-jangan-jangan kau..."

"Bagaimana bisa-"

Dorrrr Dorrrr

"Ayo cepat habisi dia!"

"Hiiragi Shin-"

Dorrrr

Karena ya... aku tidak bebas.

Bayangkan saja, hampir seumur hidupmu kau habiskan hanya dengan menggenggam senjata berbahaya lalu membunuh setiap orang yang dianggap sebagai target, sebagai musuh.

Selama delapan tahun ini aku bahkan hampir tidak pernah merasakan sengatan cahaya matahari secara langsung, mungkin aku sudah lupa bagaimana rasanya sinar ultraviolet itu menembus kulitku yang semakin memucat tiap harinya.

Kecuali malam tiba, saat itulah aku bebas berkeliaran mencari target untuk dihabisi. Dengan mata yang sudah terbiasa dalam kegelapan dan silent gun ini, aku menikmati hidup. Tak heran bila Hiiragi Tenri-sama memberikanku nama yang memiliki arti “tengah malam.”

Aku selalu menanamkan dalam pikiranku, bahwa aku tidak dilahirkan untuk menjadi orang baik.

Persetan, kenyataannya sifat dasar manusia adalah jahat. Jadi untuk apa aku repot-repot dengan hal yang namanya kebaikan?

Tap,

Tap,

Tugasku lahir ke dunia ini hanya untuk membunuh, membunuh dan membunuh.

"K-kumohon... jangan, jangan bunuh aku. A-akan kulakukan apapun! K-kumohon..."

"Di mana Tuan Ichinose?"

"K-kalau kuberitahu aku selamat kan? D-dia di ruang bawah tanah. K-kumohon jangan bunuh ak-"

Dorrrr Dorrrrr

"Aku tidak janji, oke?"

Tapi bagaimanapun, manusia itu menarik. Mereka penuh dengan kebohongan, rela mengorbankan nyawa orang lain demi dirinya sendiri, mengabaikan kebahagiaan orang lain demi kepentingan pribadi.

Jadi, boleh kan jika aku mengirim mereka ke neraka lebih cepat?

Dunia ini sudah terlalu busuk karena menampung banyak sekali sampah yang berserakan. Hanya satu solusinya,

"Ya, singkirkan. Kurasa cukup."

 .
\(O3O)/
.

Dorrrr Dorrrr

"Tuan Ichinose Sakae, benar?"

"....."

Memainkan silent gun di antara jari-jariku, sementara di ruang bawah tanah ini target berusaha mengamatiku dengan kepalanya yang mungkin diserang pening sekarang.

"Bagaimana ini Ichinose-sama? Saya sudah menghabisi enam puluh prajurit di seluruh gedung ini loh... anda bahkan tidak bisa lari dengan kaki pincang seperti itu."

Kureto-nii bilang tembakanku sangat bagus, sembilan puluh delapan persen selalu tepat mengenai sasaran.

Itu bukan sekadar bualan kau tahu, malam ini saja target masterku berhasil dibidik pas mengenai kaki. Lihatlah, sekarang ia sedang berusaha berdiri dengan kaki pincang seperti rusa buruan.

"Karena saya sudah membunuh mereka, bagaimana kalau taruhan untuk enam puluh prajurit itu adalah nyawa anda, Tuan pengkhianat?"

Aku tidak mengerti mengapa orang itu masih berusaha bersikap tenang, padahal peluru dari pistolku kapan saja bisa bersarang di jantungnya. Si paman tua malah tersenyum ringan, tubuh bersandar pada meja di belakangnya mencoba menopang diri.

"Yah... Bahkan sebelum saya berkhianat, Hiiragi-sama sudah lebih dulu mengkhianati saya."

Tetap saja, Kureto-nii masih menganggapku terlalu kecil sehingga ia selalu berusaha untuk menjagaku, dari orang-orang yang berbahaya. Contohnya paman tua ini.

"Ternyata rumor itu benar ya, Malaikat kesayangan keluarga Hiiragi memiliki bakat dan kesetiaan yang istimewa, selain rupa menawan karena Virus Vampir yang ada di dalam tubuhnya. Hahahaha." tawanya menggema.

"Virus Vampir? Apa yang sebenarnya anda bicara-"

Tetapi aku paling tidak suka perkataan Kureto-nii yang bilang kalau aku hanya anak kecil labil yang mudah terpengaruh keadaan, seperti saat ini...

"Jika kau mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang tujuanmu lahir ke dunia ini, akankah kesetiaanmu pada Hiiragi juga menghilang?"

Paman tua itu entah kenapa berhasil mencuri atensiku dengan senyuman khas seorang ayah.

"Kau memikul beban yang berat, nak. Bergantung pada pilihanmu, akhir dunia ada di tanganmu."

Mungkin suatu keberuntungan sekaligus kemalangan aku bertemu dengan paman tua ini, yang pada akhirnya mengubah seratus delapan puluh derajat kehidupanku di masa depan.

.
.
.
----------------------------- Prolog ----------------------------
.
.
.

Hajimemashite mina!! selamat datang di fanfiksi pertama Nys^^

Nys ingin mencoba membuat cerita tentang GureShin. Ini berawal dari kegregetan Nys sama Light Novel Guren yang Catastrophe sama World Resurrection. Huhuhu jadilah fanfiksi ini... maaf juga yah yang belum sempat baca LN-nya karena sudah kena spoiler, tapi Nys pastikan pada chapter depannya akan berbeda dengan yang ada di LN kok.

Cerita ini mungkin agak mirip-mirip sama yang di light novel, karena Nys ingin membikin plot baru dengan karakter dan perasaan yang hampir sama, tentunya dibumbui dengan GureShin feels yang lebih nyata. Jadi ini tuh kayak alternative story gitu... (O3O)/

Mohon dukungannya demi kelangsungan cerita ini mina, support kalian sangat berharga banget buat Nys. Review dari kalian Nys tunggu. Sankyuu!

Comments

Popular posts from this blog

List Rekomendasi Anime Yaoi, Shounen Ai, BL 2021

List Anime Yaoi, Shounen Ai-BL 2020